Pada minggu terakhir bulan puasa, masyarakat makin disibukkan dengan segudang aktivitas. Warga di perkotaan bersiap untuk pulang kampung, sementara keluarga di desa juga sibuk dengan tradisi menyambut Lebaran.
Seperti misalnya masyarakat Jawa yang selalu mengadakan prosesi munggahan untuk menyambut Ramadan dan hari raya. Sebuah syukuran kecil-kecilan bersama tetangga biasanya digelar di masjid hingga suara takbir dikumandangkan.
Selain itu, beberapa daerah di Indonesia juga memiliki tradisi yang cukup unik. Kebiasaan-kebiasaan ini sudah mereka lakukan secara turun-temurun. Tradisi apa saja? Berikut ulasannya.
1. Batobo, Kepulauan Riau
Batobo merupakan penyambutan khusus bagi keluarga yang mudik ke kampung halaman. Terutama bagi warga Kampar, tradisi ini terus dijaga sejak ratusan tahun lalu.
Bila rombongan keluarga mereka datang, maka akan dilakukan penyambutan dengan mengarak keliling kampung. Tabuhan rebana terus dibunyikan untuk mengiringi perjalanan menuju masjid dan menggelar jamuan buka bersama dengan warga lainnya.
Tak berhenti sampai di situ saja, saat malam harinya, mereka juga diharuskan untuk ikut pengajian dan lomba membaca Alquran. Sungguh menarik sekali ya.
2. Festival Meriam Karbit, Kalimantan Barat
Masyarakat Pontianak yang tinggal di pesisir Sungai Kapuas memiliki tradisi yang sedikit nyeleneh. Saat malam takbiran berlangsung, mereka akan berpesta dengan menggelar Festival Meriam Karbit.
Meriam dibuat dari bambu yang dipotong dengan ukuran tertentu, kemudian diisi dengan minyak tanah di ujungnya, lalu disulut dengan api di sisi yang berlawan. Setelahnya, bambu-bambu ini akan mengeluarkan dentuman yang cukup keras.
Meskipun sempat dilarang saat pemerintahan Orde Baru, kini masyarakat setempat sudah dapat menikmati pesta meriam karbit lagi.
Meskipun sempat dilarang saat pemerintahan Orde Baru, kini masyarakat setempat sudah dapat menikmati pesta meriam karbit lagi.
3. Meugang, Aceh
Berbeda lagi dengan kebiasaan masyarakat di Aceh. Para keluarga biasanya akan berkumpul untuk memasak daging dalam jumlah besar untuk dinikmati bersama-sama anak yatim piatu.
Meugang atau Makmeugang merupakan tradisi menyembelih hewan berupa sapi atau kambing, yang tak hanya dilakukan saat hari raya Idul Adha saja. Namun, tetap dilakukan sehari menjelang perayaan Lebaran Idul Fitri dan mereka menyantapnya bersama-sama saat berbuka di masjid.
4. Ronjok Sayak, Bengkulu
Festival membakar gunung ternyata juga menjadi tradisi masyarakat Bengkulu, khsusnya suku Serawai. Biasanya tradisi ini akan dilakukan pada hari ketiga menjelang Lebaran atau malam terakhir di bulan Ramadan.
Tapi berbeda dengan tradisi di Jepang, para warga hanya berkumpul di pekarangan rumah masing-masing dan menyusun batok kelapa hingga menyerupai gunung. Agar dapat berdiri menjulang biasanya di bagian tengah diberi penyangga, sehingga disusun seperti tusuk sate.
Saat pembakaran, biasanya masyarakat Serawai akan melantunkan doa-doa dan puji syukur kepada Allah SWT. Kemudian setelahnya dilanjutkan dengan bertukar makanan dengan tetangga.
5. Pukul Sapu, Maluku Tengah
Tak semua warga Maluku Tengah menggelar tradisi unik ini. Jika Anda penasaran untuk menyaksikannya, dapat mengunjungi Desa Morella dan Desa Malama yang terus melestarikan Baku Pukul Manyapu atau Pukul Manyapu.
Pada lebaran ketupat atau lebaran tujuh hari, masyarakat akan berkumpul di tanah lapang untuk menyaksikan para pemuda dari kedua desa tersebut adu ketangkasan. Jangan semabarangan untuk mengikuti perlombaan ini, karena dibutuhkan persiapan khusus agar tidak terluka.
dream.co,id
